Selasa, 15 Mei 2018

LEAN RETAIL MANAGEMENT



What Is Lean Retail??
Pendekatan Lean Retail berpusat pada sejumlah teknik lean, yaitu:
Menyederhanakan desain kerja
Menggunakan ‘pull to drive’ untuk pengisian kembali
Menghapus bottlenecks atau kemacetan diseluruh supply chain
Menghilangkan sampah:
Effort
Waktu
Materials
Motions

Tools dari konsep lean diterjemahkan dengan baik ke dalam retail industry
Prinsip lean tetap sama tetapi aplikasinya dapat berubah
Berfokus pada value stream:
Selaras
Membuat semua orang terlibat
Dimulai dari customer
Kreativitas adalah resources terbaik

What Is Lean Retail?
Apa yang diinginkan pelanggan
Dimana pelanggan menginginkannya
Kapan pelanggan menginginkannya
Dengan jumlah yang pelanggan inginkan
Sambil memanfaatkan sumber daya yang minimum dan meminimalkan customer’s effrot



Why Lean Retail?
Lean adalah tentang mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan
Sampah terlihat berbeda pada Lean
Salah satu penghalang di lean adalah memahami konsep limbah itu sendiri
Sampah atau limbah telah dipandang sebagai objek
Di dalam lean thinking, istilah limbah sebenarnya tidak mengacu pada physical material melainkan pada hubungan dari resource dengan end customer
Di dalam lean, limbah diukur dalam konsumsi dari resources -waktu dan modal





Konsumen lebih banyak menuntut daripada  sebelumnya
more choice… lower price… better quality
Ekspektasi yang lebih tinggi
newness… inovasi… product interrelationship
Globalisasi
brand dari luar… trend lifecycles
Brand & SKU Proliferation
private label… segmentation
-The Pace of Change Requires New Thinking-

Manfaat Lean Retail
Lean retail meningkatkan customer service menjadi lebih baik dan mengedepankan kepuasan karyawan tanpa meningkatkan labor costs
Keinginan pelanggan bervariasi, namun kebanyakan dari itu dapat diprediksi
Lean retail dapat mengurangi inventory dan out-of-stocks
Dengan modal yang minimum, lean retail secara konsisten memberikan peningkatan penjualan dan pengurangan biaya
Meningkatkan konsistensi sambil memberdayakan manajemen lokal

Rabu, 09 Mei 2018

Summary CeMAT 2018



Pada tanggal 2 - 6 Mei 2018 diselenggarakan CeMAT di ICE BSD Tanggerang. Saya berkesempatan untuk menghadiri acara tersebut pada tanggal 3 Mei. Acara tersebut diselenggarakan oleh PT.Debindo Adheswati dan Deutsche Messen. IndoTransLog, IndoColdChain, IndoTruck. Acara tersebut mengangkat tema "Supply Chain Digitizing Platform in Industry 4.0"

Industri 4.0 adalah industri generasi ke 4 yang telah dibuatkan peta jalannya oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka menuju Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030. Pameran ini didukung oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), Forwarder Indonesia (ALFI), Asosiasi Truk Indonesia (APTRINDO).

Digitalized, Hntegrated dan Automated Industry 4.0 dapat menjadi pendukung masa depan logistik. CeMAT Tersebut menampilkan berbagai inovasi dan solusi untuk masa depan logistik.

Dalam pameran ini menampilkan dunia intralogistik yang didukung oleh sistem yang terkontrol dan mesin-mesin dengan jaringan diantaranya sistem logistik secara lengkap, forklift, container, rack dan warehousing system, crane dan lifting equipment, access platform, auto ID system, robotic logistic, teknologi pengemasan, industri truk, serta layanan jasa logistik.

Kamis, 22 Maret 2018

Summary P.T. Agility International Pondok Ungu, Bekasi




PT Agility International Located in Pondok Ungu, Bekasi. PT Agility is one of the most competitive logistics companies in the world and also a 3PL (Third Party Logistics) company. Until now Agility has handled various products. Starting from Nike, Herbal Life, MAP, Honda Power, and many more.
Logistics Activities in PT. Agility includes freight forwading, transportation and warehousing. On the occasion yesterday our scientific visit in focus to know activity in warehouse PT. Agility at Pondok Ungu Bekasi. On that occasion we were divided into several groups to know the activities in the warehouse.
We start from the MAP, HerbalLife, Nike, Bekel, and last part of HondaPower.
Agility has many types of storage, ranging from shelf to flow, from dry to cold.
Inbound process in agility warehouse is checking goods not manually but by using RF (Radio Frequency) which is connected directly to computer system in warehouse, after goods GR (Good Receiving) then goods are put into shelf according to placement which is arranged by WMS ( Warehouse Management System).
After that done the process of picking for 1 purchase order entered in 1 carton. Goods to be taken must be items in the list of picking orders. After selecting the finished consul / route item grouping according to delivery route. After grouping in each delivery route, then QC (Quality Control) is checking the goods or goods by scanning the barcode in the goods. The rest of the system will refuse if the scanned barcode does not match the company's order. After the QC (Quality Control) process is completed then the hand lading process is the process whereby each pallet will be placed carton which will be ready to be shipped by the route and delivery schedule.
And the next is the Outbound process, which is the process that starts from order processing in the process by creating TMR (Tranfer Manifest Report). In making 1 TMR is for 1 shipping route. And then per-truck routing is placed in the staging area. After the document is completed, the goods are loaded onto the truck according to the delivery route. After delivery, POD (Proof of delivery) is proof of delivery of goods.
NIKE
In Nike brand there are four processes, namely inbound, outbound, inventory and process order. Distribution system is done directly as to Sport Station. Before distributing, the warehouse staff will re-check the goods to be shipped. If any items are damaged then the Staff will immediately confirm to the Nike.
The storage method used is FIFO (First In First Out) because Nike is included in the category of fashion goods then products with old designs will be difficult to sell because it is not the trend. Unsold product is called lost out.
Nike implements a disposal system whereby goods that can not be marketed will be destroyed, so as not to damage the Nike brand image. Every morning the staff checks the stock between physical goods and WMS.
Initially Nike shoes are stored in their respective shoe box, then in order to save space and simplify checking, each box is grouped into one cardboard (unitizing).
The packing process starts from Barcode scans to adjust the data in WMS. Packing is done using ordinary cardboard from PT Agility. If there is a complaint about the loss or damage problem, it is usually seen from its packing and can be reported 1 × 24 hours. Nike packing is coated with wrapping.
HERBALIFE
Herbalife is a product of beauty and health products. Herbalife has a variety of products such as shampoo, diet remedies, milk, masks, etc.
Products like shampoo, mask, which are not consumed are kept in the cool room.
Distribution system using door to door or to outlet because Herbalife products are not sold in general.
Prior to distribution, Herbalife products enter processes such as Packing, laser making, labeling. The purpose of laser making is to identify the product. Herbalife provides its own tools and materials used in the packing process. So the Agility only rent his warehouse only. The Agility Party shall not be liable for damaged goods. The system used by Herbalife is FEFO (First Expired First Out) because most Herbalife products are consumable products. Herbalife products are included in fast moving products.
Agility applying kaizen for example there is a flag on each block indicating the tidiness of the red flag symbolizes that it is still a mess so the green flags already neat, Agility has a warehouse PLB And also has cold storage to store herbalife and pharmaceutical products like drugs.

In-House Transport with a WMS Program

Chapter 5
In-House Transport with a WMS Program












Apa Itu WMS???
Apa sih kegunaan WMS program??
Apa hubungannya dengan SKU??
Apa itu bermanfaat bagi layout warehouse kita??



Warehouse Management System (WMS) atau Sistem Manajemen Pergudangan merupakan kunci utama dalam supply chain.
Tujuan utamanya adalah mengontrol segala proses yang terjadi di dalam supply chain seperti shipping, receiving, put away, movement, dan picking.
Tujuan dari WMS adalah untuk menyediakan satu set prosedur komputerisasi untuk menangani penerimaan dan pengiriman barang, mengelola fasilitas penyimpanan (misalnya racking, dll), mengelola stok barang untuk picking, packing, dan shipping.



Keuntungan menggunakan WMS, diantaranya:
Mempercepat lead time process dengan cara komputerisasi.
Mengetahui semua transaksi inventory dan jumlah stok lebih cepat dan akurat dalam waktu kapan pun.
Mengatur lokasi penyimpanan barang secara optimal dengan tool yang ada dalam sistem.

KONSEP YANG BISA DIGUNAKAN DALAM WMS
1. FIFO (First In First Out)
Barang yang pertama kali masuk  merupakan barang yang harus keluar pertama kali.
2. LIFO (Last In First Out)
Barang yang terakhir kali masuk haruslah pertama kali keluar. Contohnya jika barang tersebut adalah pasir, maka yang diambil terlebih dahulu adalah bagian atasnya.
3. FEFO (First Expired First Out)
Barang yang cepat kadaluarsa harus pertama kali keluar. Contohnya seperti obat-obatan, makanan, dll.

Floating Location System
Suatu sistem penempatan barang yang bisa ditempatkan di lokasi berbeda-beda di gudang. Gudang yang memakai sistem ini adalah gudang berbasis computer, biasanya memakai WMS.
Dengan begitu, barang bisa ditempatkan dimana saja asalkan lokasi tersebut diupdate disistem. Jadi semua barang  harus sudah ditempel barcode/packing list dan case dari barang tersebut.
SKU (Stock Keeping Unit)
SKU adalah kode unik yang diberikan kepada setiap item barang baik yang dibeli maupun yang dijual oleh perusahaan.
SKU juga disebut dengan part number, product number, atau product identifier yang dikategorikan menjadi ukuran, warna, dan tipe barang.
SKU dipakai dalam informasi stok barang perusahaan. SKU juga sering dicetak dalam barcode untuk memudahkan perusahaan melakukan inventarisasi stok.

Dengan menerapkan SKU, manfaatnya adalah:
Mudah mengidentifikasi spesifikasi barang
Menjaga ketersediaan barang
Melacak lokasi barang
Mengidentifikasi keuntungan suatu barang











Kamis, 23 November 2017

SEJARAH KAIZEN

Kai – perubahan, Zen – baik. Apabila digabungkan berarti perubahan supaya lebih baik.
Ini adalah filosofi Jepang yang berfokus pada perbaikan kecil secara terus menerus.

Filosofi ini melibatkan setiap orang dalam perusahaan mulai dari top management hingga level operator.
Awal berdirinya Kaizen dimulai di Jepang setelah Perang Dunia II, ketika Jepang sedang berusaha untuk membangun kembali infrastruktur dan memikirkan kembali banyak system.


Kaizen lahir karena kekecewaan orang Jepang yang belajar kepada perusahaan di Amerika. Setelah beberapa puluh tahun, ternyata perusahaan Amerika tidak pernah melakukan perubahan atau pengembangan dalam usaha, bahkan tetap persis sama dengan berpuluh tahun yang lalu ketika mereka ke sana pertama kali. Hingga lahirlah konsep kaizen.
Seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya sukses penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada konsep tersebut.
Namun konsep deming yang kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : The Key to Japan’s Competitive Success” (1986). Dikenal sebagai ayah dari Continuous Improvement (CI). Pelopor dan pemimpin dalam menyebarkan filosofi Kaizen di seluruh dunaPenulis buku “Kaizen: Kunci Sukses Kompetitif Jepang

Sekarang perusahaan di seluruh dunia menggunakan Konsep Kaizen untuk produktivitas yang lebih besar, kecepatan, kualitas, dan keuntungan dengan biaya minimal, waktu dan usaha, untuk mendapatkan hasil dan untuk menjadi pemimpin industri yang diakui.

Langkah awal penerapan kaizen adalah menjalankan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk menjamin terlaksananya kesinambungan kaizen.



Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda Plan, Do, Check, Action dalam kegiatan kaizen adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, and How)
Mura artinya tidak teratur; tidak seimbang; tidak merata.
Muri artinya beban yang berlebih; beban yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, pembagian tugas yang tidak merata antar karyawan akan menciptakan kondisi kerja yang tidak kondusif dan mengurangi produktifitas.
Muda artinya pemborosan; sampah yang perlu dibuang. Fitur yang tidak perlu, waktu menunggu yang terlalu lama, gerakan yang tidak efisien adalah contoh pemborosan uang dan waktu yang perlu dihilangkan.
Definisi Gemba
Kata gemba berasal dari bahasa Jepang yang berarti di lapangan atau di area kerja. Sedangkan kaizen adalah continuous improvement. Sehingga secara keseluruhan berarti continuous improvement yang diterapkan di lapangan atau di area produksi.
1.SEIRI artinya membereskan tempat kerja.
2.SEITON artinya menyimpan dengan teratur.
3.SEISO berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih.
4.SEIKETSU berarti kebersihan pribadi.
5.SHITSUKE berarti disiplin dengan selalu menaati prosedur di tempat kerja.
Di Indonesia diterjemahkan menjadi 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.

Jumat, 20 Oktober 2017

-SEMINAR REPORT- INDONESIA TRANSPORT, LOGISTICS, & MARITIME WEEK 10-12 OCTOBER 2017

Discussions  initially  focused  on  the  issue  of  infrastructure  as  this  was  identified  a  key enabler in  assisting SMEs  with E-Commerce. E-Commerce requires fast, reliable and  affordable telecommunication/ICT infrastructure  and services.  In this regard, broadband networks are key. In developing countries,  fixed broadband infrastructure is  often limited mainly  because  of the expense and the  need  for  more  investment. Instead,  it  is  wireless  infrastructure, especially  in Africa, that  is more prevalent and that has made  substantial  gains  in  the  last  decade. Mobile broadband is  the fastest  growing market segment  in  developing countries.  However,  broadband remains  unaffordable  to  many  users  in  developing  countries.  The problem  of Least-Connected Countries or  LCCs is a  very real one.   In the  discussion on Business to Consumer (B2C)  E-Commerce, it  was emphasized that this  usually  works  only  if  a  critical  mass  of  people  is  online  and  purchasing  products.  Therefore, the number  of consumers actually  using the internet to make online purchases is  important. Household  internet  uptake  is  increasing  in  Asia,  Africa  and  Latin  America  but  millions  of  households are not yet connected.  90%  of them are located in  developing countries where there is  a growing market  potential. It  was  highlighted  that  backbone  infrastructure  is  also  key as  international internet bandwidth is  a  main  requirement to  cater to increased data traffic.  National ICT/broadband policies at the national  and regional  levels  could  also  stimulate  the  market, increase  services  and  lower  prices. The  laying  of  broadband  cables  in  Africa  over  the  last  five  years has  resulted  in  exceptional  growth  of  SMEs  hooking  up  to  the  internet.  In regard to  infrastructure, a key challenge remains broadband services and increasing investment  in  infrastructure, especially  in  the  telecoms  backbone  and  grid  so  as  to  allow greater use of both  mobile  and fixed lines and data  traffic.  Governments need  to allocate and regulate frequency spectrum to cope with demand and operators need  to  upgrade networks. It  was also deemed  as  necessary  to  adopt  policies  that  further  stimulate  competition  and  private  investment, especially  in  and for rural  and remote areas.  The use of private-public  partnerships was underlines as well  as  using creative  solutions to  achieve the  goal  of universal  access to telecommunication infrastructure. Another challenge lay in  the area  of measuring E-Commerce flows and its contribution to GDP. Governments should  do more to collect accurate data. It was highlighted that few micro and small  enterprises in  low income countries used ecommerce.  This  was mostly  due to the fact that  few micro-enterprises use  computers  or the Internet. This  is  due  to  the  limited  trust  in  on-line  transactions  which  consumers  have  and the  lack of awareness of the possibilities of E-Commerce.  Much of  this,  however, could be corrected through skills building and ensuring greater digital  literacy. E-Commerce presents great opportunities for SMEs in  developing countries.  As  producers they could access new  markets both  domestic  and foreign, overcome  distance, interact with governments  and ensure  a greater participation  in  Business to  Business value chains (B2B). As users, consumers could have access to  goods and services at lower prices, and gain  more access to knowledge and technology. A  key hurdle remains the establishment of electronic  payment systems and distribution networks to actually monitor and track and finally deliver the products  purchased on line.

Rabu, 21 Desember 2016

Rangkuman Manajemen Distribusi smt3

MANAJEMEN DISTRIBUSI

SALURAN DISTRIBUSI
MERCHANT MIDDLEMAN (Pedagang Perantara)
Pada dasarnya pedagang perantara (merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu ; pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga memperdagangkannya.
FUNCTIONAL MIDDLEMAN (Jasa Pedagang Perantara)
BROKERS (Makelar) adalah orang/pengusaha/pedagang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan besar sebagai yang mewakili pihak penjual maupun pihak pembeli dengan wewenang yang terbatas. Makelar ini tidak mempunyai hak milik atas barang. Ia hanya merupakan wakil untuk menutup persetujuan jual beli dan kepadanya diberikan imbalan jasa (upah persentase) yang disebut kurtase (courtage).

SUPPLY CHAIN
Definisi Logistik pihak ketiga
ü  Adalah pihak ketiga logistik yang mendefnisi luas beserta bagian dari definisi fungsi perusahaan kepada pemasok layanan seperti distribusi perlengkapan, transportasi dan keuangan. Seperti yang dibahas nanti, ada karakteristik yang benar-benar diinginan, yakni 3PL. 3PL yaitu beberapa kegiatan logistik termasuk orang-orang yang ‘terintegrasi’ atau mengelola bersama-sama dan mereka memberikan ‘solusi’ untuk logistik atau masalah rantai pasokan. Contoh sbagaian perusahaan kecil yang memiliki perusahaan besar juga adalah UPS rantai pasokan, FedEx layanan rantai pasokan, IBM pasokan manajemen servise, Ryder, DHL – Exel , Menlo logistik, dll.
ü  Jenis penyedi 3PL sebagian besar penyedia berbagai komprehensif dari perusahaan logistik. Hal ini berguna untuk mengkategorikan mereka. Termasuk berbasis transportasi, gudang/brbasis distribusi, berbasis forwarder, berbasis keuangan dan berbasis informasi.
ü  Berdasarkan antara pemasok perusahaan berbasis transportasi seperti DHL, FedEx, dll sebagian besar merupakan anak perusahaan atau AHP divi logistik utama adalah ketentuan perusahaan transportasi yang besar.
ü  Sebagian besar gudang logistik pemasok telah berkecimpung dalam bisnis umum atau kontrak pergudangan.

VALUE CHAIN (RANTAI NILAI)
Istilah rantai nilai (value chain) mengambarkan cara untuk memandang suatu perusahaan sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai pelanggan. Nilai bagi pelanggan berasal dari tiga sumber dasar, yaitu: aktivitas yang membedakan produk, aktivitas yang menurunkan biaya produk, dan aktivitas yang dapat segera memenuhi kebutuhan pelanggan.
Aktivitas nilai dapat dicabangkan menjadi dua tipe yang luas, aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer meliputi penciptaan fisik produk dan penjualannya dan perpindahan kepada pembeli serta bantuan pasca penjualan. Aktivitas pendukung mendukung aktivitas primer dan satu sama lain dengan memberikan input pembelian, teknologi, sumber daya manusia, dan fungsi berbagai perusahaan secara luas.
AKTIVITAS VALUE
Value Chain Porter (ditemukan oleh Michael Porter) adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis aktivitas-aktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu:
1.      Primary Activities
a)      Inbound logistics
b)      Operations
c)      Outbound logistics
d)     Marketing and sales
e)      Service
2.      Supported Activities
a)      Procurement
Berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.
b)      Technological Development
Pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.
c)      Human Resources Management
Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi,sampai pemberhentian.
d)     Firm Infrastructure
Terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, ) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.
THE FINANCIAL IMPACT OF LOGISTICS
Distribusi dan logistik dapat memiliki berbagai dampak yang berbeda terhadap finansial suatu organisasi. Bagi banyak perusahaan, ukuran kunci keberhasilan adalah laba atas investasi (ROI): rasio antara laba bersih dan modal yang digunakan dalam bisnis. Untuk meningkatkan kinerja bisnis, rasio ini perlu digeser untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi modal yang digunakan. Ada banyak cara berbeda dimana logistik dapat memiliki dampat positif dan negatif pada ROI. Ini menunjukan ROI sebagai rasio kunci dari keuntungan dan modal yang digunakan, dengan unsur utama dipecah lebih lanjut sebagai penjualan pendapatan dikurangi biaya (mewakili keuntungan) dan persediaan ditambah aktiva tetap (mewakili modal yang digunakan).
Laba dapat ditingkatkan melalui peningkatan penjualan, dan manfaat penjualan dari penyediaan tingkat layanan yang tinggi dan konsisten. Salah satu tujuan dari banyak perjanjian tingkat layanan adalah untuk mencoba mencapai OTIF(waktu penuh) pengiriman tujuan utama dari system logistik. Di sisi lain, biaya dapat diminimalkan melalui operasi logistik yang efisien. Ada sejumlah cara yang mungkin terjadi, termasuk pengurangan dalam biaya transportasi, memegang biaya penyimpanan dan persediaan, serta memaksimalkan efisiensi tenaga kerja.

STRATEGI FOKUS  KEUNGGULAN KOMPETITIF
Segmentasi pasar cenderung untuk fokus pada kegiatan pemasaran dalam rantai nilai. Industri dapat dibagi untuk tujuan strategis, serta beberapa implikasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Perusahaan harus mengetahui bagaimana perusahaan tersebut memilih segmen yang menjadi dasar strategi fokus, dan menguji kesinambungan terhadap pesaing.           
FOKUS STRATEGI KEUNGGULAN KOMPETITIF
1.      Diferensiasi dan Segmentasi
Perusahaan berusaha untuk menjadi unik dalam industri sepanjang beberapa dimensi yang secara luas dihargai oleh pembeli.
2.      Nilai Perbedaan Rantai dan Segmentasi
Perbedaan varietas produk atau pembeli menyebabkan segmen jika mereka mempengaruhi driver biaya atau keunikan dalam rantai nilai perusahaan mereka mengubah konfigurasi yang diperlukan dari rantai nilai perusahaan mereka menyiratkan perbedaan dalam rantai nilai.
3.      Fitur
Perusahaan memiliki perbedaan fitur dalam segi teknologi, proses produksi, maupun supplier raw materials yang digunakan.
4.      Product Varieties
Untuk mengidentifikasi segmen produk, semua jenis produk yang berbeda fisik diproduksi atau berpotensi diproduksi oleh industri harus terisolasi, termasuk layanan tambahan yang layak dapat ditawarkan secara terpisah dari produk.
5.      Tingkat Harga
Tingkat harga varietas produk sering dikaitkan dengan sensitifitas harga pembeli. Harga jual berfungsi sebagai proxy yang baik dibeberapa industri untuk desain dan sifat kegiatan manufaktur atau nilai jual.
6.      Teknologi dan Desain
Perbedaan teknologi atau desain antara varietas produk dapat melibatkan berbagai tingkat kompleksitas teknologi, proses produksi yang berbeda, dan faktor lainnya.
7.      Input yang Digunakan
Kadang-kadang varietas produk berbeda secara signifikan dalam penggunaan bahan baku input lainnya perbedaan tersebut sering memiliki implikasi untuk proses manufaktur atau tawar-menawar pemasok listrik.
8.      Packaging
Varietas mungkin berbeda dalam cara mereka dikemas dan kemudian disampaikan, seperti dalam jumlah besar dibandingkan bir kaleng.

MEMBANGUN SALURAN DISTRIBUSI
Bab ini telah khawatir dengan pilihan saluran dan seleksi. Aspek utama yang dibahas adalah:
1.      Saluran alternatif distribusi fisik
Banyak saluran dari manufacturerto-pengecer dan melalui pengiriman langsung dijelaskan. Struktur saluran yang berbeda diperkenalkan.
2.      Pilihan saluran
Tujuan pilihan saluran baik yang dibahas dengan mempertimbangkan pasar relatif, saluran dan karakteristik kompetitif, dan sumber daya yang tersedia perusahaan. Sebuah pendekatan untuk desain saluran digariskan.
3.      Outsourcing
Pertanyaan apakah menggunakan akun sendiri atau operasi outsourcing diperkenalkan dan pentingnya dan pengembangan outsourcing dianggap.
Pilihan saluran dan seleksi serta peningkatan penggunaan dan kecanggihan layanan distribusi pihak ketiga adalah semua aspek yang sangat penting dari zaman modern logistik. Ini adalah area yang menarik dari perubahan dalam industri, dan ada ruang yang luas dan kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangan di masa depan.

ONLINE DISTRIBUTION MANAGEMENT
E-commerce dengan model B2B dapat dimanfaatkan pada perusahaan untuk mengendalikan proses bisnisnya. E-commerce dengan model B2B juga dapat dikombinasikan dengan Sistem Informasi Berbasis Web sehingga proses interaksi terhadap pihak yang terkait dapat dilakukan pada media internet (web).
Adapun proses-proses online distribution management, yaitu:
1.      Membahas tentang DOM lebih detail
2.      Mempelajari tentang DOM dalam menyeimbangkan supply and demand
3.      Membandingkan teori dan kenyataan dalam implementasi DOM
4.      Memulai proses DOM
5.      Menganalisa
6.      Melakukan simulasi dunia supply chain management
BULLWHIP EFFECT
Bullwhip effect dan dampak negatif pada kinerja rantai pasokan bullwhip effect menjelaskan fenomena bahwa variasi permintaan meningkat hingga rantai pasokan dari pelanggan untuk pemasok. Semakin jauh perusahaan dari konsumen akhir (dalam hal lead time), yang lebih besar adalah variasi ini.
BACK ORDER

Back Order adalah suatu kondisi dalam pendistribusian barang dimana barang yang dipesan tidak atau belum dapat disediakan baik seluruhnya ataupun sebagian. Istilah ini banyak dipakai dalam prdagangan khususnya dalam penjualan dan pembelian barang melalui pesanan.