Kamis, 23 November 2017

SEJARAH KAIZEN

Kai – perubahan, Zen – baik. Apabila digabungkan berarti perubahan supaya lebih baik.
Ini adalah filosofi Jepang yang berfokus pada perbaikan kecil secara terus menerus.

Filosofi ini melibatkan setiap orang dalam perusahaan mulai dari top management hingga level operator.
Awal berdirinya Kaizen dimulai di Jepang setelah Perang Dunia II, ketika Jepang sedang berusaha untuk membangun kembali infrastruktur dan memikirkan kembali banyak system.


Kaizen lahir karena kekecewaan orang Jepang yang belajar kepada perusahaan di Amerika. Setelah beberapa puluh tahun, ternyata perusahaan Amerika tidak pernah melakukan perubahan atau pengembangan dalam usaha, bahkan tetap persis sama dengan berpuluh tahun yang lalu ketika mereka ke sana pertama kali. Hingga lahirlah konsep kaizen.
Seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya sukses penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada konsep tersebut.
Namun konsep deming yang kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : The Key to Japan’s Competitive Success” (1986). Dikenal sebagai ayah dari Continuous Improvement (CI). Pelopor dan pemimpin dalam menyebarkan filosofi Kaizen di seluruh dunaPenulis buku “Kaizen: Kunci Sukses Kompetitif Jepang

Sekarang perusahaan di seluruh dunia menggunakan Konsep Kaizen untuk produktivitas yang lebih besar, kecepatan, kualitas, dan keuntungan dengan biaya minimal, waktu dan usaha, untuk mendapatkan hasil dan untuk menjadi pemimpin industri yang diakui.

Langkah awal penerapan kaizen adalah menjalankan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk menjamin terlaksananya kesinambungan kaizen.



Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda Plan, Do, Check, Action dalam kegiatan kaizen adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, and How)
Mura artinya tidak teratur; tidak seimbang; tidak merata.
Muri artinya beban yang berlebih; beban yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, pembagian tugas yang tidak merata antar karyawan akan menciptakan kondisi kerja yang tidak kondusif dan mengurangi produktifitas.
Muda artinya pemborosan; sampah yang perlu dibuang. Fitur yang tidak perlu, waktu menunggu yang terlalu lama, gerakan yang tidak efisien adalah contoh pemborosan uang dan waktu yang perlu dihilangkan.
Definisi Gemba
Kata gemba berasal dari bahasa Jepang yang berarti di lapangan atau di area kerja. Sedangkan kaizen adalah continuous improvement. Sehingga secara keseluruhan berarti continuous improvement yang diterapkan di lapangan atau di area produksi.
1.SEIRI artinya membereskan tempat kerja.
2.SEITON artinya menyimpan dengan teratur.
3.SEISO berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih.
4.SEIKETSU berarti kebersihan pribadi.
5.SHITSUKE berarti disiplin dengan selalu menaati prosedur di tempat kerja.
Di Indonesia diterjemahkan menjadi 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar